Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Senin, 12 September 2011

Senin, 12 September 2011

Agenda Unik Kunjungan Mensos Salim Segaf Al Jufri

Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri punya agenda unik setiap kunjungan kerja ke daerah, seperti jadwal ke Sulawesi Tengah, 9-11 September 2011 kemarin.

Acara resmi Mensos adalah memberi bantuan warga di Desa Bora, Kabupaten Sigi, dan pemberdayaan KAT/Suku Da'a Kaili yang berumah di atas pohon.

Usai acara, Mensos tak langsung ke penginapan, tapi mampir ke Panti Bina Grahita 'Nipotowe' di Palu, secara mendadak.

"Kami kaget karena dikabari pak Menteri akan datang. Saya pikir, apa yang salah? Karena beberapa hari lalu ada Panti Tresna Werdha di Pare-pare, Sulsel yang bermasalah. Ternyata, Mensos memberi apresiasi kepada warga panti yang berprestasi menjadi juara Special Olympic di Yunani untuk cabang renang (Fitriani) dan bulutangkis (Ati)," ujar Dra. Muliana, Kepala Panti, merasa bangga.

"Saya gembira karena pembinaan di panti telah memacu prestasi dunia. Perlu ditingkatkan terus dan ditularkan kepada panti lain dengan beragam keterempilan yang bisa dikembanghkan," sambut Mensos.

Warga panti yang mengalami retardasi mental menghibur Mensos dan para tamu dengan menyanyi dan menari. Mereka juga menitip salam kepada Presiden SBY yang berulang tahun ke-62 pada tanggal 9 September.

"Saya akan sampaikan salam dan doanya kapada bapak Presiden," ungkap Mensos.

Di akhir kunjungan, Ahad sore, dalam perjalanan menuju Bandara Mutiara, Mensos mampir ke rumah penyandang cacat berat dan lanjut usia.

Pertama, bertemu Paul Lantang (70 tahun), asal Toraja yng kini tinggal di rumah pinjaman di Kelurahan Tantura Utara. Kemudian, menemui Fatimah (60) di Kelurahan Lere, yang merawat 4 anak yatim (satu di antaranya menderita lumpuh layu).

"Terimakasih Tuhan, Saya tak sangka Menteri mau datang ke sini," ungkap Paul terbata-bata. Sementara Fatimah nyaris tak bersuara karena menangis haru, karena selama ini tinggal di gubuk bekas kandang hewan. Mensos menyampaikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan pokok mereka.*/sap

*)http://hidayatullah.com/read/18807/12/09/2011/agenda-unik-kunjungan-mensos-salim-segaf-al-jufri.html

*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia
* posting ulang oleh: PKS Klari, Karawang

Senin, 05 September 2011

Senin, 05 September 2011

Menghitung Harga Nafas Kita

Oleh: Syaefudin*
Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.

Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,“katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).

*)Syaefudin. Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor.

Sumber: Milis Daarut Tuhiid

---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com
posting ulang oleh: pksklarikarawang.blogspot.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates